Berperilaku Kasar, Kepala Sekolah SDN Tandes Lor Dicopot



QS. al-A'raf (7) : 33Katakanlah: "Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui".


Berperilaku Kasar, Kepala Sekolah SDN Tandes Lor Dicopot
Kamis, 28/04/2011 18:32 WIB
Rois Jajeli – detikSurabaya
http://surabaya.detik.com

Surabaya - Kepala Sekolah SDN Tandes Lor Wahyuningsih yang telah berbuat kasar terhadap siswa dan guru dicopot dari jabatannya dan golongan pegawai negerinya diturunkan.

"Kita sudah menerima surat rekomendasi dari inspektorat. Hasilnya, yang bersangkutan dicopot dari jabatannya dan kepangkatan atau golongannya diturunkan satu tingkat," kata Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Pemkot Surabaya, Yayuk Eko Agustin, kepada wartawan di Pemkot Surabaya,  Jalan Jimerto, Kamis (28/4/2011).

Dengan diturunkan dari jabatannya sebagai kasek, tidak menutup kemungkinan Wahyuningsih akan dikembalikan menjadi guru atau staf. Namun, yang pasti, tidak ditempatkan lagi di SDN Tandes Lor yang dipimpinnya sejak 8 tahun lalu.

"Ada dua kemungkinan setelah dicopot dari jabatannya. Yang bersangkutan akan dikembalikan menjadi guru atau staff," tuturnya.

Yayuk menambahkan, kepangkatan golongan pegawai Wahyuningsih juga diturunkan satu tingkat."Ya golongannya diturunkan satu tingkat. Seperti semula golongan 4b, maka akan diturunkan menjadi 4a," terangnya.

Saat ditanya lebih lanjut, apakah Wahyuningsih pernah membawa SDN Tandes Lor meraih puluhan penghargaan sudah menjalani pemeriksaan psikologi, Yayuk mengaku sudah diagendakan pada hari ini, namun Wahyuningsih tidak bisa hadir.

"Ya mudah-mudahan besok (Jumat (29/4/2011) bisa tes psikolog," jelasnya.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, Kasek SDN Tandes Lor Wahyuningsih melakukan tindakan kekerasan fisik maupun verbal kepada siswa siswi dan guru. Para siswa ada yang dipukuli, dicakar, dimarahi, dihina anak pelacur dan sering mendapatkan hukuman karena hal sepele.

Akibat perbuatannya, para siswa ada yang trauma bertemua Wahyuningsih bahkan ada ada yang tidak masuk sekolah hingga tujuh bulan. Tak hanya itu, Wahyuningsih juga sering menyetrap dan memarahi guru dihadapan para siswa.

Hujan Tangis 11 siswa SDN Tandes Lor
Selasa, 26/04/2011 | 10:30 WIB

Seperti diketahui, setelah beberapa hari lalu beberapa guru SDN Tandes Lor mengadu ke Komisi D DPRD Surabaya atas tindakan kesewenang-wenangan Wahyuningsih, Senin (25/4) giliran 11 siswa SDN Tandes Lor yang berkeluh kesah kepada wakil rakyat.

Dengan didampingi para guru dan wali murid, puluhan siswa SDN Tandes Lor  yang rata-rata masih mengenakan seragam lengkap mendatangi gedung DPRD Surabaya. Setibanya di gedung rakyat, mereka disambut anggota Komisi D DPRD Surabaya yang kebetulan menangani bidang kesehatan dan pendidikan (Kesra).

Puluhan siswa beserta para pendampingnya mendapat sambutan yang baik dari anggota dewan. Sebelum rapat dengar pendapat dimulai, mereka disuguhi makan siang. Nampak dari semua siswa begitu menikmati makanan yang disediakan. Apalagi mereka baru saja pulang sekolah dan langsung diajak ke gedung DPRD Surabaya.

Setelah beberapa menit menikmati sajian santap siang, Ketua Komisi D DPRD Surabaya, Baktiono memutuskan untuk segera membuka rapat dengar pendapat. Karena hari mulai sore dan pihak Komisi D masih harus menggelar rapat dengar pendapat bersama dengan Kasek SDN Tandes Lor, Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Surabaya dan Inspektorat.

Saat rapat dengar pendapat dimulai, suasana ceria di ruang rapat Komisi sedikit demi sedikit mulai hilang. Kecerian itu hilang setelah satu per satu siswa menceritakan pengalaman menyedihkan yang pernah dialami bersama dengan Kasek.

Siwa Kelas III A SDN Tandes Lor Surabaya, Juan yang mendapat giliran bercerita pertama kali menyatakan, sekitar tiga minggu lalu ia pernah ditampar dan dicekik kasek. Gara-garanya, ia bersama beberapa temannya main sepak bola di taman saat jam istirahat. "Ditanya, siapa yang ngajak main," ucapnya dengan polos.

Lalu, siswi kelas VI C SDN Tandes Lor  menceritakan, penyebabnya karena dia terlambat ikut senam pagi, kemudian dia ditarik kasek sampai terjatuh. Tak sekadar itu, bocah berkulit hitam itu juga mendapat hinaan dari Wahyuningsih. “Saya dikatain bibit PSK (pekerja seks komersial),” akunya sambil menangis tersedu-sedu.

Hal serupa juga dialami Nikita. Bocah yang masih duduk dibangku kelas V A SDN Tandes Lor Surabaya itu pernah dikatain sebagai anak pelacur saat menunggu jemputan orang tuanya di ruang tunggu. “Saya juga dikatain anak jalanan. Itu kelas IV,” cetusnya.

Tindak kesewenang-wenangan Wahyu Ningsih juga masih dirasakan banyak siswa lainnya. Bahkan, ada siswa yang mengaku disuruh cuci piring dan membersihkan lantai saat jam pelajaran. Akibatnya, mereka terpaksa harus ketinggal pelajaran demi memenuhi tugas dari kasek. “Saya disuruh cuci piring pada jam pelajaran,” ungkap siswi kelas VI A.

Saat itu hujan tangis pun mewarnai ruang komisi D. hampir semua yang hadir di komisi  tidak bisa menahan isak tangisnya. Bahkan, anggota dewan Ine Listiane juga sempat mengusap air matanya, karena tak tahan melihat tangis siswa-siswa SD tersebut. 

Selesai mendengarkan pengakuan dari para siswa, anggota Komisi D DPRD Surabaya, Masduki Toha berpendapat, tindakan Kasek SDN Tandes Lor harus segera diadili. Harapannya, proses belajar mengajar di SDN Tandes Lor bisa kembali berjalan dengan normal. “Sebentar lagi SD mau ujian akhir. Saya rekomandasi agar kepala sekolah dinonjobkan saja," tegasnya.

Anggota Komisi D DPRD Surabaya yang lain, Sudarwati Rorong menambahkan, Kasek harus segera dicopot dari jabatanya dan sudah waktunya kembali mendapat pembinaan untuk dijadikan staf di kecamatan. "Bukan sebagai pendidik lagi, tapi harus dididik," cetusnya. 

Selanjutnya, pasca mendengar keluhan dari para siswa, anggota Komisi D menghadirkan Wahyuningsih. Hanya saja, dalam kesempatan rapat dengar pendapat yang juga dihadiri pihak Dispendik Kota Surabaya, Inspektorat beserta guru dan wali murid, Wahyuningsih tidak mau mengakui perbuatan.

Perempuan berjilbab itu malah memaparkan keberhasilanya mengubah SDN Tandes Lor II (SDN Tandes Lor sebelum merger) dari sekolah yang tak diminati masyarakat sekarang menjadi salah satu SD favorit. Tapi ketika ditanya mengenai perbuatanya kepada murid dan guru, ia  selalu mengelak. Bahkan, ia secara tegas tidak bisa mengakui perbuatanya. “Saya tidak bisa untuk berkata iya,” jawabnya ketika terus didesak Baktiono.

Jawaban dan paparan Wahyuningsih atas keberhasilan menjadikan SDN Tandes Lor kembali ditanggapi Masduki Toha. Menurutnya, sudah menjadi kewajiban seorang pemimpin untuk menjadikan instansi yang dipimpin menjadi lebih baik. Tapi sikapnya dalam mendidik para siswa sangat disayangkan. Sebab, bukan mendorong anak menjadi lebih maju, tapi malah menjadikan anak trauma. “Saya berharap besok segera carikan pejabat sementara agar belajar mengajar kembali berjalan baik,” tegasnya. 

Hasil Tes Psikologi, Kasek SDN Tandes Lor Tak Bisa Bersosialisasi
Kamis, 05/05/2011 15:12 WIB
Rois Jajeli - detikSurabaya
http://surabaya.detik.com

Surabaya - Eks Kepala Sekolah SDN Tandes Lor Wahyuningsih yang melakukan kekerasan fisik maupun verbal terhadap murid maupun gurunya, sudah menjalani tes psikologi yang dilakukan Pemkot Surabaya. Hasilnya, warga Manukan Tandes itu tidak cocok bekerja berinteraksi langsung dengan orang.

"Dari psikolog menyampaikan bahwa bu guru ini (Wahyuningsih) kurang bisa bersosialisasi. Dia tidak direkomendasikan berinteraksi langsung dengan orang lain," kata Walikota Surabaya Tri Rismaharini kepada wartawan usai mengikuti sidang paripurna di gedung DPRD Surabaya, Jalan Yos Sudarso, Kamis (5/5/2011).

Risma mengatakan, meski secara tim tidak bisa bekerja, Wahyuningsih dinilai bagus dalam melaksanakan tugasnya secara personal."Setiap manusia kan punya kelebihan dan kekurangan," tuturnya.

Hal senada tentang hasil tes psikologi yang dilakukan Pemkot Surabaya terhadap Kasek SDN Tandes Lor juga disampaikan Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Surabaya, Yayuk Eko Agustin.

"Bu Wahyuningsih itu pandai, tapi tidak bisa bekerja secara tim tapi bagus secara personal," kata Yayuk.

Dari hasil tes psikolog dan inspektorat, Wahyuningsih yang pernah mengajar sebagai guru kelas di SDN Tandes Kidul, disarankan tidak mengajar di kelas. Kemungkinan Wahyuningsih akan ditempatkan sebagai staf di Dinas Pendidikan Kota Surabaya.

"Disarankan tidak dihadapkan kepada orang banyak atau di kelas. BKD memutuskan dinonaktifkan," jelasnya.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Berperilaku Kasar, Kepala Sekolah SDN Tandes Lor Dicopot"

Posting Komentar