Rasulullah saw bersabda. “Shalat Witir adalah hak atas setiap muslim. Barangsiapa yang suka Shalat Witir tiga raka’at hendaknya ia melakukannya. Dan barangsiapa yang shalat witir satu raka’at, hendaknya ia melakukannya” (HR An-Nasaa’i no. 712)
- Satu rakaat kemudian salam
- Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhu dia berkata, “Ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah saw, yang saat itu beliau berada di atas mimbar, Bagaimana cara mengerjakan shalat malam?” Beliau menjawab, “Shalat malam itu dua rakaat dua rakaat. Jika salah seorang dari kalian khawatir akan masuk waktu shubuh, hendaklah ia shalat satu rakaat sebagai witir (penutup) bagi shalat yang telah dilaksanakan sebelumnya. “” (HR. Bukhari dan Muslim)
- Dua rakaat lalu salam kemudian disempurnakan dengan satu rakaat salam sebagai rakaat ketiganya
- Praktek tersebut telah dilakukan oleh Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu sebagaimana dijelaskan Nafi’ Rahimahullah dalam pernyataan beliau, “Sesungguhnya Abdullah bin Umar pernah salam (mengakhirkan shalat) antara dua rakaat dengan satu rakaat dalam shalat witir hingga memerintahkan untuk memenuhi sebagian kebutuhannya.” (HR Al-Bukhari no. 991)
- Ibnu Umar sendiri menyatakan, “Rasulullah saw pernah memisahkan antara dua rakaat dan yang satu (dalam shalat witir) dengan salam yang bisa kami dengar (HR Imam Ahmad no. 72)
- Dilakukan secara bersambung tiga rakaat dengan satu salam yaitu setelah rakaat ketiga
- Dari ‘Aisyah radhiyallahu’anha, “Rasulullah saw tidak salam dalam dua rakaat shalat witir. Dan dalam satu lafazh, Rasulullah saw shalat witir tiga rakaat, tidak duduk kecuali di akhirnya. (HR An-Nasa`i no. 234)
- Lima rakaat kemudian salam
- Dari ‘Aisyah radhiyallahu’anha ia berkata,” Rasulullah saw biasa melaksanakan shalat malam sebanyak tiga belas raka’at. Lalu beliau berwitir dari shalat malam tersebut dengan lima raka’at. Dan beliau tidaklah duduk (tasyahud) ketika shalat witir kecuali pada raka’at terakhir.” (HR Muslim)
- Dan dari Ummu Salamah radhiyallahu 'anha, “Rasulullah saw shalat witir lima dan tujuh rakaat, dan Rasulullah saw tidak memisah di antaranya dengan salam dan tidak pula dengan ucapan (HR Ahmad no. 290, HR An-Nasa`i no. 1714)
- Sembilan rakaat: delapan rakaat dilanjutkan satu rakaat kemudian salam
- Dan apabila shalat witir sembilan rakaat, maka sesungguhnya dilaksanakan bersambung dan duduk untuk tasyahhud pada rakaat kedelapan, kemudian bangkit dan tidak salam, lalu tasyahhud di rakaat ke sembilan dan salam. Berdasarkan hadits yang diriwayatkan ‘Aisyah radhiyallahu’anha, ia berkata, “Kami dulu sering mempersiapkan siwaknya dan bersucinya, setelah itu Allah SWT membangunkannya sekehendaknya untuk bangun malam. Beliau lalu bersiwak dan berwudhu dan shalat sembilan rakaat. Rasulullah saw shalat sembilan rakaat, tidak duduk padanya kecuali pada rakaat ke delapan. Maka beliau berzikir dan memuji Allah SWT serta berdoa kepada—Nya. Kemudian beliau berdiri, lalu shalat rakaat ke sembilan. Kemudian duduk, berzikir kepada Allah SWT, memuji dan berdoa kepada-Nya, kemudian beliau salam yang kami mendengarnya. Dan apabila dia shalat witir sebelas rakaat, maka sesungguhnya ia salam setiap dua rakaat dan shalat witir dengan satu rakaat darinya. (HR Muslim no. 746)
0 Response to "Jumlah Rakaat Shalat Witir"
Posting Komentar